The signing of the collaboration agreement between the Garut College of Technology and the Indonesian ICT (Information and Communication Technology) Volunteer's central management for the first time on January 16, 2012. Eri Satria signed the cooperation charter as chairman of the Department of Informatics and Indriyatno Banyumurti as chairman of the Indonesian ICT Volunteer. The alliance of cooperation states both parties' desire to support and encourage information technology in the Garut district.
Penandatanganan piagam kerjasama Sekolah Tinggi Teknologi Garut dengan pengurus pusat Relawan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) Indonesia pertama kali pada tanggal 16 Januari 2012. Piagam kerjasama ditandatangani oleh Eri Satria sebagai ketua program studi Teknik Informatika dan Indriyatno Banyumurti sebagai ketua Relawan TIK Indonesia. Piagam kerjasama menyatakan keinginan kedua belah pihak untuk saling menunjang dan mendorong penerapan teknologi informasi di kabupaten Garut.
The signing was a series of communication activities for the Garut College of Technology with potential quadruple-helix partners related to the city network program. Among the potential partners who attended were Indonesian ICT Volunteers, Radnet, BAZ Garut, and several educational institutions. The city network program's main idea is to build the InterYamusa metro area network involving ICT volunteers through the Radnet internet network to share content for academic and zakat purposes and as a metro area network laboratory.
Penandatanganan tersebut merupakan rangkaian kegiatan komunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Garut dengan calon mitra quadruple-helix terkait program jaringan kota. Di antara calon mitra yang hadir antara lain Relawan TIK Indonesia, Radnet, BAZ Garut, dan beberapa lembaga pendidikan. Gagasan utama program jaringan kota adalah membangun jaringan area kota InterYamusa melalui jaringan internet Radnet sebagai sarana berbagi konten untuk kepentingan akademik dan zakat, dan sebagai laboratorium metro area network yang melibatkan relawan TIK.
Garut College of Technology again extended its cooperation with Indonesian ICT Volunteers on December 23, 2018. Both parties agreed to collaborate in the fields of education and teaching, research and community service. The cooperation charter was signed by Dr. Hilmi Aulawi as chairman of the Garut College of Technology, and Fajar Eri Dianto as chairman of the Indonesian ICT Volunteer Center. At that time, both agreed that the Garut College of Technology would become the National Center for Education and Training for Indonesian ICT Volunteers.
Sekolah Tinggi Teknologi Garut kembali memperpanjang kerjasamanya dengan Relawan TIK Indonesia pada tanggal 23 Desember 2018. Kedua belah pihak bersepakat untuk menjalin kerjasama dalam bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Piagam kerjasama ditandatangani oleh Dr Hilmi Aulawi selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Garut, dan Fajar Eri Dianto selaku ketua pengurus pusat Relawan TIK Indonesia. Saat itu, keduanya menyepakati Sekolah Tinggi Teknologi Garut menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Nasional bagi Relawan TIK Indonesia.
This collaboration is in line with the Garut College of Technology initiative, which implements ICT Volunteers as learning material. Rinda Cahyana, as the head of the Curriculum Development team of the Department of Informatics, made ICT Volunteers a character-building course for devoted learners on June 30, 2018. Students take the ICT Volunteer course before going down to the community in community service learning.
Kerjasama tersebut sejalan dengan inisiatif Sekolah Tinggi Teknologi Garut yang menerapkan Relawan TIK sebagai materi pembelajaran. Rinda Cahyana selaku ketua tim Pengembangan Kurikulum Program Studi Teknik Informatika menjadikan Relawan TIK sebagai mata kuliah pembentuk karakter pembelajar pengabdi pada tanggal 30 Juni 2018. Mahasiswa mengikuti mata kuliah Relawan TIK sebelum turun ke tengah masyarakat dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang merupakan pembelajaran pengabdian kepada masyarakat.
In the previous curriculum, the ICT Volunteer course was in elective courses with the name IT Volunteering. At that time, as the head of the Informatics Engineering Department, Eri Satria considered the activities of the ICT Activator Group assisted by the Information System Unit who accompanied the school's ICT Community for one year were a form of learning that needed to get an appreciation of academic value. Therefore, he entered IT Volunteering as an elective course in even and odd semesters. The learning activities outside the campus are in line with the Freedom Campus - Freedom Learning.
Dalam kurikulum sebelumnya, mata kuliah Relawan TIK berbentuk mata kuliah pilihan dengan nama IT Volunteering. Saat itu, Eri Satria selaku ketua Program Studi Teknik Informatika menganggap kegiatan mahasiswa Kelompok Penggerak TIK binaan Unit Sistem Informasi yang mendampingi Komunitas TIK sekolah selama satu tahun merupakan bentuk pembelajaran yang perlu mendapatkan apresiasi nilai akademis. Oleh karenanya beliau memasukan IT Volunteering sebagai mata kuliah pilihan pada semester ganjil dan genap. Di masa sekarang, kegiatan pembelajaran di luar kampus tersebut sejalan dengan Kurikulum Merdeka Belajar - Kampus Merdeka.
The IT Volunteering course's field assignment is the Information Society Activating Group, where students carry out it in groups. Meanwhile, the field assignment in the ICT Volunteer course is RTIKAbdimas (ICT Volunteers for Community Servants), where students help the community voluntarily for one week. The Garut College of Technology, as a National Education and Training Center for Indonesian ICT Volunteers, promotes the RTIKAbdimas service method as a generic service method for Indonesian ICT Volunteers.
Nama tugas lapangan dari mata kuliah IT Volunteering adalah Kelompok Penggerak Masyarakat Informasi, di mana peserta kuliah melaksanakannya secara berkelompok. Sementara nama tugas lapangan pada mata kuliah Relawan TIK adalah RTIKAbdimas (Relawan TIK Abdi Masyarakat), di mana mahasiswa membantu masyarakat secara sukarela selama satu minggu. Sekolah Tinggi Teknologi Garut sebagai Pusat Pendidikan dan Pelatihan Nasional bagi Relawan TIK Indonesia mempromosikan metode pelayanan RTIKAbdimas sebagai metode umum pelayanan Relawan TIK Indonesia.
