Relawan adalah seseorang atau sekelompok orang dermawan yang berasal dari lembaga pendidikan, badan usaha, badan publik, atau asosiasi; yang beragam keyakinan, bentuk, usia, kelamin, kemampuan ekonomi, dan kecakapannya. Seorang relawan menyediakan waktu, energi, dan kemampuan untuk melaksanakan layanan tanpa bayaran berupa amal partisipasi publik, advokasi atau kampanye untuk kepentingan umum atau yang bermanfaat bagi orang lain. Layanan relawan dilaksanakan dengan kehendak dan swadayanya sendiri melalui atau untuk organisasi nirlaba demi amal.
Motif yang melatar belakangi seseorang mau bergabung dengan organisasi relawan atau melaksanakan layanan relawan antara lain pengembangan keahlian dan insentif. Pemberian uang atau hadiah sebagai insentif sekalipun dapat membuat relawan merasa dihargai dan dapat mendorong melakukan lebih banyak lagi pekerjaan, namun dapat menurunkan nilai kerelawanan, mengganggu motivasi dan mengurangi kepuasan.
Relawan TIK adalah seorang atau sekelompok pengguna akhir atau pengguna khusus yang memberikan bantuan TIK bagi masyarakat atau untuk kepentingan umum, dengan menyediakan, menggunakan, dan memelihara TIK. Relawan TIK melaksanakan literasi digital di tengah populasi buta digital (informasi dan TIK) melalui tahapan pendidikan, pelatihan, dan bantuan teknis; dan di tengah populasi melek digital untuk membangun sikap cerdas, kreatif, dan produktif.
Mitra penerima manfaatnya tidak hanya masyarakat perkotaan saja tetapi juga perdesaan. Yang terpenting, objek layanannya berada di luar rumah tangganya, yang tidak hanya di wilayah aman saja, tetapi juga di wilayah bencana dan konflik. Seorang relawan harus mengikuti pelatihan terlebih dahulu agar dapat melaksanakan layanan relawan tertentu sesuai rencana yang telah dibuat dan aturan yang berlaku.
Peningkatan populasi melek digital terbantu dengan adanya relawan TIK. Mobilisasi relawan TIK diperlukan untuk menjamin ketersediaan layanannya di wilayah geografis tertentu. Tidak hanya merekrut relawan TIK lapangan, organisasi relawan TIK juga harus memastikan kaderisasi pengurus terus berjalan. Tanpa pengurus organisasi, perekrutan relawan TIK lapangan dan layanannya tidak dapat berjalan dengan baik. Setiap relawan TIK itu memiliki komitmen yang berbatas waktu, kemampuan, dan energi, sehingga tidak boleh dianggap sebagai pekerja tetap.
Sekolah dan perguruan tinggi / kampus merupakan tempat perekrutan relawan terbaik. Hal tersebut disebabkan karena lembaga pendidikan menerima dan membangun budaya relawan, tempat perekrutan relawan usia 16 hingga 24 tahun, sekaligus merupakan jenis organisasi yang paling banyak dibantu oleh relawan. Lembaga pendidikan menyediakan sumber daya manusia setiap tahunnya, sehingga organisasi relawan TIK tidak perlu merasa khawatir kekurangan sumber daya manusia.
Post a Comment